Murid Kelas V SD Muhammadiyah PK Solo Lakukan Eksperimen Siklus Air

Murid Kelas V SD Muhammadiyah PK Solo Lakukan Eksperimen Siklus Air

Murid Kelas V SD Muhammadiyah PK Solo Lakukan Eksperimen Siklus Air

Sebanyak 84 murid kelas V SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo lakukan eksperimen sederhana siklus air di halaman sekolah setempat, (Kamis, 11/9/2025).

Guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) kelas V, Arsyadana, menyampaikan tujuan eksperimen ini agar murid memahami air yang kita peroleh akan selalu mengalami pergerakan dan perubahan bentuk dengan pola berkelanjutan melalui proses evaporasi (penguapan), kondensasi (pembentukan awan), dan presitipasi (hujan).

"Kegiatan yang dilakukan manusia sangat mempengaruhi ketersediaan sumber air untuk kelangsungan kehidupan makhkuk hidup. Melalui eksperimen sederhana ini, para murid diharapkan dapat mengembangkan keterampilan analisis, berdiskusi, dan membuat peta konsep siklus air," terangnya.

Kegiatan inti diawali dengan pembagian delapan kelompok besar, setiap kelompok terdiri dari sepuluh murid dan satu murid akan ditunjuk sebagai koordinator kelompok. Selanjutnya, Arsyadana menjelaskan langkah-langkah eksperimen siklus air sederhana. Pertama, siapkan alat dan bahan seperti gelas plastik, mika bening, dan air secukupnya.

Kedua, pilih lokasi eksperimen yang terkena sinar matahari langsung. Setiap kelompok mulai mengisi air ke dalam gelas plastik yang telah disediakan, kemudian gelas plastik akan ditutup menggunakan mika bening dan dijemur di bawah sinar matahari.

Ketiga, amati dan catat setiap perubahan yang terjadi pada langkah kedua. Sebagai bahan pembanding, salah satu murid diminta untuk meletakkan gelas yang sudah diisi air dan ditutup mika bening di bawah pohon yang rindang.

Hasil eksperiman menunjukkan, air yang berada di dalam gelas akan mengalami evaporasi, uap air yang menempel akan menjadi titik-titik kecil karena mengalami proses kondensasi. Titik-titik air yang menempel di mika bening lama-kelamaan akan jatuh kembali ke gelas menyerupai hujan dan proses ini dinamakan presipitasi. Sedangkan, gelas yang diletakkan di bawah pohon tetap mengalami siklus air meski jumlahnya tidak sebanyak yang terkena sinar matahari secara langsung.

Kegiatan eksperimen ini merupakan wujud implementasi metode pembelajaran mendalam (deep learning), para murid dapat membuktikan konsep yang bersifat abstrak melalui pengalaman secara langsung. Kegiatan ini juga memacu kreativitas, keaktifan, dan kerja tim para murid dalam menarik suatu kesimpulan berdasarkan eksperimen yang dipraktikan.

Salah satu murid kelas V, Alfarizqia Gendhis Gagarmayang, merasa tertantang melihat hasil eksperimen siklus air.
"Ternyata jumlah air yang ada di bumi ini tetap, yang membedakan banyak atau sedikitnya ketersediaan air dipengaruhi oleh perubahan wujud air itu sendiri. Siklus air pun juga akan terhambat jika manusia terus melakukan perusakaan alam seperti penebangan hutan secara liar, pencemaran lingkungan, dan polusi udara," ucapnya.

Kegiatan refleksi diisi dengan pembagian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), setiap kelompok diminta untuk menuliskan atau menggambar peta konsep siklus air berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan. Kelompok yang dapat membuat peta konsep secara kreatif dan menarik akan diminta ke depan untuk mempresentasikan hasil kerja timnya.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *