Penggunaan model dan media dalam pembelajaran Matematika merupakan bagian komponen dari proses pembelajaran. Ketercapaian dalam proses pembelajaran ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
Dengan adanya model pembelajaran, berbagai kegiatan pembelajaran dapat dikendalikan. Adanya penggunaan media dapat merangsang murid untuk bekerja dan menggerakkan kecintaan untuk belajar dan menimbulkan kemauan untuk mempelajari sesuatu.
Andi Arfianto, guru Matematika kelas V SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, memilih menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan tablet sebagai alternatif membantu menjelaskan konsep kelipatan persekutuan terkecil (KPK), Selasa (1/8/2023).
Menurut Andi, pemilihan model PBL berbantuan tablet akan efektif dan memotivasi murid dalam memahami konsep KPK. Selain itu, murid akan lebih termotivasi dalam belajar secara individu maupun kelompok.
“Tablet digunakan sebagai media pembelajaran yang di dalamnya sudah didesain kegiatan murid, meliputi ringkasan materi, contoh soal dan pembahasan, lembar kerja peserta didik (LKPD), dan video pembahasan, yang dibuat menggunakan aplikasi Canva,” ungkap Andi.
Selanjutnya, Andi menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran PBL berbantuan tablet dalam proses pembelajaran Matematika di kelas.
Langkah pertama, guru memberikan pertanyaan pemantik kepada murid terkait pemahaman tentang KPK dan memberikan beberapa contoh soal cerita terkait KPK sebagai orientasi masalah.
Langkah kedua, guru membagi murid menjadi 7 kelompok dengan anggota 4 murid di per kelompok. Setiap kelompok mendapatkan satu unit tablet sebagai media pembelajaran.
Langkah ketiga, guru membimbing proses pembelajaran berbantuan tablet secara kelompok maupun individual dimulai dari mengetik tautan Canva pada tablet. Selanjutnya, secara terbimbing kegiatan sesuai urutan yang ada pada Canva.
Langkah keempat, setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil pengerjaan yang sudah diselesaikan.
Langkah kelima, guru menganalisis hasil evaluasi yang sudah dikerjakan secara online pada tablet. Menyampaikan hasil sesuai data yang sudah terekam secara otomatis.
“Di akhir pembelajaran, murid membuat refleksi pembelajaran yang sudah dilakukan dengan bimbingan guru. Refleksi tersebut terkait pengalaman pembelajaran dan kebaikan yang sudah dilakukan,” tutur Andi.
Menurut salah satu murid kelas V, Faris Ahmad Nafis, kegiatan pembelajaran Matematika hari ini sangat asyik dan membuat semangat.
“Alhamdulillah, saya merasa senang. Kelompok saya bisa menyelesaikan paling awal, walaupun tadi di awal sempat lama untuk mengkoneksikan tablet dengan internet,” pungkasnya. (*)