Latih Kepedulian, Murid SD Muhammadiyah PK Solo Ikuti Pesantren Ramadan

Latih Kepedulian, Murid SD Muhammadiyah PK Solo Ikuti Pesantren Ramadan
Berbagi Berkah Ramadan Tingkatkan Empati dan Peduli Sesama

Kottabarat - Sebanyak 82 murid kelas 3 SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo mengikuti kegiatan pesantren Ramadan 1445 Hijriah di sekolah setempat, Jl. Dr. Moewardi No. 24, Purwosari, Laweyan, Kota Solo, Rabu-Kamis (3-4/4/2024).

Tema yang diusung dalam kegiatan ini adalah “Berbagi Berkah Ramadan Tingkatkan Empati dan Peduli Sesama”. Kegiatan Pesantren Ramdan meliputi lomba Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (Ismuba), berbagi takjil serta alat kebersihan, mendongeng, Emotional Spiritual Quotient (ESQ), tadarus Al-Qur’an, dan praktik menimbang zakat fitri.

Ketua pelaksana kegiatan, Pebri Ike Yulaikah, menyampaikan tujuan diadakan pesantren Ramadan ini untuk melatih kemandirian dan rasa tanggung jawab dalam diri para murid. “Kami ingin Pesantren Ramadan tahun ini lebih berkesan, selain memupuk rasa empati dan peduli terhadap sesama kami juga berharap para murid akan tergugah hatinya untuk lebih menghargai dan bersyukur dengan keadaan yang dialami saat ini,” terangnya.

Kegiatan inti diawali dengan lomba Ismuba menggunakan aplikasi Quizizz. Setiap anak akan dibekali tablet yang di dalamnya sudah terisi 25 soal Ismuba. Secara cepat dan tepat, para murid mengerjakan soal dengan penuh antusias. Hasil jawaban dan rangking peserta lomba bisa terlihat dan terpantau di layar monitor. Setiap kelas dipilih tiga juara sebagai pemenangnya.

Setelah salat Asar, kegiatan dilanjutkan dengan berbagi takjil untuk santri Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), bingkisan paket sembako untuk guru TPA serta pengurus masjid, serta sedekah alat kebersihan di Masjid Jami’ M. Thohir, Jl. Sinuwun, Purwosari, Laweyan, Kota Solo. Para murid berjalan kaki menuju lokasi acara. Sesi ini dibuka dengan kegiatan mendongeng bersama Kak Jun dan Boneka Jojo panggilan akrabnya. Dalam dongengnya, Kak Jun menyampaikan sifat-sifat mulia yang dimiliki dan patut diteladani dari Rasulullah Muhammad saw.

“Doakan orang-orang yang pernah menyakiti hati kita, jangan dibalas dan tetap maafkanlah karena Nabi Muhammad SAW senang melihat umatnya saling rukun dan memiliki rasa kasih sayang,” pesan Kak Jun di akhir kegiatan mendongeng. Tak kalah seru dan menarik, kegiatan malam selepas salat Tarawih diisi dengan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) oleh Faris Isnawan.

Renungan dan Refleksi

Tema yang diangkat adalah “Salat dan Baktiku kepada Orang Tua Jalan Surgaku”. Renungan dan refleksi yang disampaikan narasumber membuat para murid terhanyut dalam suasana kesedihan. Banyak di antara mereka yang menangis tersedu-sedu karena teringat akan kesalahan yang pernah diperbuat kepada orang tuanya. Salah satu murid kelas III, Ahnaf El Khaleev, terlihat matanya sembab dan memerah karena rindu dengan orang tuanya.

“Aku sudah berusaha untuk tidak menangis, tetapi air mataku jatuh sendiri. Kangen mama, Ust. Aku masih banyak salah,” ucapnya sambil merengek. Kegiatan hari kedua diisi dengan praktik menimbang beras zakat fitri. Para murid diberi pemahaman terlebih dahulu tentang tata cara membayar zakat fitri di antarnya waktu ditunaikan zakat fitri, besaran zakat fitri yang tepat, dan golongan yang berhak menerima zakat fitri.

Secara bergiliran, setiap kelompok Pembimbing Akademik (PA) praktik secara langsung menimbang beras zakat fitri sebesar satu sha’ atau setara dengan 2,7 kg. Puluhan doorprize pun diberikan kepada para murid yang bisa menjawab pertanyaan seputar materi zakat fitri.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *